Alquran Raksasa di Mall Jakarta
Jakarta - Al-Qur'an itu menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang. Mengapa? Sebab ukuran al-Qur'an tersebut jauh lebih besar daripada al-Qur'an yang biasa kita temui.
Al-Qur'an raksasa itu dipamerkan di pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta. Anda penasaran? Datanglah segera ke pusat belanja tersebut, karena pameran hanya akan digelar selama sebulan, sejak 7 Agustus hingga 7 September 2010.
Penggelar pameran adalah Asosiasi Penerbit Quran Indonesia (APQI). Salah satu yang dipamerkan dalam event tersebut adalah koleksi dari Bayt Al-Qur'an dan Museum Istiqlal yakni salah satu Al-Qur'an terbesar atau biasa disebut Mushaf Wonosobo. Mushaf ini ditulis oleh dua santri dari pesantren Al Asy'ariah Kalibeber, Jawa Timur, pimpinan KH Muntaha, bernama Abdul Malik dan Hayatuddin.
Mushaf ini memiliki ukuran halaman 145 x 195 cm dan ukuran teks 80 x 130 cm. Mushaf ditulis kurang lebih selama 14 bulan, dimulai sejak 16 Oktober 1991 hingga 7 Desember 1992. Mushaf ini memiliki berat 300 kg.
Mushaf ini ditulis dengan khat naski, di atas kertas karton manila putih sumbangan Mantan Menteri Penerangan H Harmoko. Huruf sin pada surat An-nas ditulis oleh H Harmoko sebagai tanda selesainya penulisan. Iluminasinya (hiasan pinggirnya) sederhana, hanya ukurannya yang besar.
"Tujuannya memberikan untuk negara yang diterima oleh Presiden Soeharto bersama Menteri Agama Tarmizi Taher. Mempersembahkan karya kedua santri tersebut," ujar staf koleksi dan pameran Bayt Alquran dan Museum Istiqlal Adimas Bayumurti kepada detikcom di Thamrin City, Jakarta, sabtu (15/8/2010).
Adimas mengatakan sejumlah mushaf juga dipamerkan di sini seperti edisi cetak Mushaf Istiqlal, Musfaf Sundawi dan Mushaf Jakarta. Yang mebedakan mushaf ini adalah iluminasinya (motif hiasan pinggir).
Setiap Al-Qur'an tidak sembarangan dirancang motifnya, tetapi dari berbagai karya ragam hias. Misalnya Mushaf Jakarta ada iluminasi seperti monasnya, Mushaf Sundawi ada iluminasi bambunya dan Mushaf Istiqlal ada iluminasi dari 27 propinsi termasuk Timor-Timur.
Selain itu juga ditampilkan Mushaf Braile untuk tuna netra dan Mushaf Standar Usmani. Mushaf Standar Usmani yakni mushaf dengan penyederhanaan penulisan pada tanda baca, tanda waqaf, dan beberapa tanda dengan maksud memudahkan bagi pembaca awam.
"Kalau dari segi isi, sama dengan yang lainnya. Ketika saat itu (saat penyerahan kepada presiden) menjadi unik dan menarik, orang akan lebih perhatian," kata Adimas menjelaskan tidak adanya perbedaan selain ukuran Mushaf Wonosobo dengan mushaf lainnya.
Menurut Adimas, pameran ini diselenggarakan untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan. Oleh karena itu diselenggarakan di pusat perbelanjaan yang juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat.
"Sejauh ini antusias pengunjung cukup tinggi. Orang datang ke sini memang untuk belanja, karena itu kita simpan di lobi utama untuk menarik perhatian pengunjung," lanjut Adimas.
Mengenai cara perawatan, mushaf ini juga tidak begitu sulit seperti mushaf kuno. Karena bahan-bahanya mudah dibersihkan dan tidak perlu perlakukan khusus.
"Cara merawatnya biasa saja, bersihkan debu. Karena ini bahan-bahan baru, jadi ngga terlalu sulit, tidak seperti bahan lainnya yang sudah kuno," papar Adimas.
Editor by Waone media
0 komentar:
Posting Komentar
Tuliskan nama dan web kamu dan bercomentlah dengan baik